Ahok dan Najwa Shihab tampak di layar lebar selama proses syuting. Photo by: Ruri |
SEKALI lagi tentang Ahok. Duh, entah kapan saya akan berhenti
menulis mengenai tokoh idola saya yang satu ini. Oke, kali ini saya sekali lagi rela mengeluarkan biaya sendiri dan
berdesak-desakan untuk mengikuti proses taping
siaran Mata Najwa on Stage (MOS) yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta,
Sabtu (04/06) lalu.
Penukaran
tiket untuk masuk sebagai penonton MOS sudah bisa dilakukan sehari sebelum
acara. Namun saya memilih untuk menukarkannya pada hari H. Saya tiba sekitar
pukul 14.30 WIB, dan sama sekali tidak menemui antrean panjang untuk menukarkan
tiket yang sudah saya dapatkan melalui sistem online.
Kaos
dan atribut Teman Ahok tak lupa saya kenakan. Saya yakin, pasti atribut ini
akan membawa saya berkenalan dengan seorang teman baru. Dan benar saja, tak
sampai 10 menit saya tiba di lokasi, seorang wanita menghampiri saya lalu
menyapa.
“Teman
Ahok ya? Saya juga. Saya bela-belain datang ke sini sendirian supaya bisa
melihat Ahok dari dekat. Saya cinta mati deh
sama Ahok, memang sekarang Jakarta belum benar-benar baik, tapi arah ke sana
sudah ada, dan itu di bawah pimpinan siapa lagi kalau bukan Ahok,” katanya.
Mbak
Qori namanya. Dia mengaku tinggal di Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Banten. Hanya
saja dia masih ber-KTP Jakarta karena masih tercatat di Slipi, rumah ibundanya.
Jadi, dia bisa menggunakan hak pilihnya dan terdaftar sebagai Teman Ahok.
Kehadiran
Mbak Qori benar-benar membantu saya yang datang sendirian ke lokasi acara,
sembari menenteng kamera saya. Di satu sisi saya ingin memotret para Teman Ahok
yang datang, tapi di sisi lain, saya juga harus mengantre untuk masuk lewat
pintu gerbang.
“Sudah,
sana motret dulu, yang antre biar gue aja.
Nanti selesai motret, lu bisa balik
lagi ke antrean,” kata Mbak Qori seakan membaca pikiran saya. Wah, terima kasih
sekali mbak. Tanpa disuruh lagi, saya langsung berjalan, mencari spot bagus untuk memotret.
Tanpa
terasa karena keasyikan memotret, waktu pun sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sekitar
30 menit lagi saya sudah harus masuk ke lokasi acara. Saya pun memutuskan
kembali ke antrean, namun alangkah terkejutnya saya ketika melihat tiba-tiba
antrean saya diserobot orang. Mbak Qori yang berada di belakang orang tersebut
hanya terdiam dan pasrah ketika antreannya diserobot. Melihat itu, tentu saja saya
tak tinggal diam.
“Maaf
permisi, kayaknya tadi Bapak sama Ibu enggak
ada di antrean ini deh. Saya jelas-jelas antre di belakang mbak yang berjilbab
ini, kok tiba-tiba Bapak ada di sini?”
tanya saya berusaha sopan.
Bapak
yang mengenakan kaos Beretta itu
hanya melengos melihat saya. Mungkin karena merasa punya jenggot tebal, dikiranya
saya takut kali ya. Walau sebenarnya sih
iya, hahahahaha…. Karena tak kunjung menjawab, akhirnya saya
kembali menegurnya.
“Waduh percuma ngefans sama Ahok, percuma ingin lihat Jakarta yang lebih baik
kalau antre aja enggak bisa,” ujar saya. Mbak Qori berusaha meredam saya dengan
meletakkan telunjuk jari di depan mulutnya supaya saya diam. Mungkin dia takut
juga, hahahahahha…
Suara
saya pun ditimpali oleh orang-orang yang berada di belakang saya. “Betul itu mbak, percuma semua kalau begini
caranya,” kata seorang pria di belakang saya.
“Wah
mentang-mentang pakai kaos Beretta,
dikiranya kita takut kali ya,” demikian suara-suara di belakang saya saling
bersahutan.
Sang
istri Bapak Beretta itu sudah
berulangkali menarik lengan suaminya untuk antre saja dengan benar di belakang.
Tapi Bapak itu tetap bergeming. “Tadi kami cari minum, mbak, jadi antrean kami diserobot
orang juga,” katanya mencoba membela diri.
Saya
sudah ingin menanggapi pernyataan si Bapak itu sebelum Mbak Qori menarik lengan
baju saya. “Sudah-sudah, ini juga sudah jalan masuk ke dalam, nggak usah diperpanjang, Rur,” katanya.
Beruntung,
saya menurut apa kata Mbak Qori, kalau tidak, Bapak ini sudah habis saya
sindir, hihihihihihi…. Lha memang benar kan, kalau mau
lingkungan di sekitar kita lebih baik, semua harus dimulai dari diri sendiri, dong. Dengan antre secara benar.
AHOK MUNCUL
Kami
masih harus menunggu hingga pukul 19.30 WIB, sampai akhirnya Ahok benar-benar
muncul di panggung. Belum pernah sebelumnya saya melihat barisan penonton yang
begitu histeris ketika pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab, memanggil nama
Gubernur DKI ini untuk naik ke atas panggung.
“Dari
informasi yang saya dapatkan, ada 11.500 orang yang hadir malam ini, hadir
untuk menyaksikan talkshow politik di
Jakarta! Luar biasa!” katanya sebelum acara dimulai.
Benar
kata Najwa Shihab. Di sekitar saya sungguh “Indonesia”. Tinggal sebut saja suku
apa, agama apa, saya jamin pasti ada di sekitar saya duduk. Semua hadir demi
Indonesia, semua hadir demi Ahok, politikus yang mereka cintai.
Berbagai
pertanyaan Najwa dijawab Ahok dengan lugas dan singkat. Beberapa bintang tamu
pun turut memeriahkan acara. Mulai dari Addie MS dan keluarga, Project Pop,
White Shoes and The Couples Company, Navicula, dan tokoh-tokoh lain.
Versi
lengkap proses taping ini bisa
disaksikan pada Rabu (15/06) di Metro TV. Saya sih tak perlu bercerita lebih
jauh karena semua bisa Anda saksikan sendiri di televisi, yang pasti sepanjang
acara, saya tak berhenti tertawa dan tepuk tangan. Maklum, saya Ahoker mania…. Hahahahahha…..
Acara
usai sekitar pukul 22.00 WIB. Begitu acara ditutup, penonton yang berada di
depan panggung langsung menyerbu ke panggung. Ingin berfoto dan bersalaman
dengan idolanya. Ada beberapa penonton yang berhasil mendekat ke Ahok karena
panitia sedikit lengah. Beruntung, Ahok tetap dengan senang hati melayani para
penonton.
Saya
melihat ke jalanan, pintu keluar dari lokasi acara sudah penuh. Jalanan pasti
macet, begitu pikir saya. Mbak Qori pun menyarankan hal yang sama. Menunggu
sampai jalan tak terlalu macet lagi. Apapun itu, puas rasanya bisa menonton
Ahok di sebuah talkshow politik, hal
yang tak pernah saya bayangkan dan lakukan sebelumnya. Go Ahok!(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar