Salah satu menu JGG untuk Jakarta Walking Tour. Photo by: JGG |
SEBUAH poster berwarna biru muda
tiba-tiba muncul melalui WhatsApp saya sekitar medio April lalu. Sebuah poster
berjudul Jakarta Walking Tour, yang
digagas komunitas Jakarta Good Guide
(JGG). Apa itu Jakarta Walking Tour? Agenda
ini mengajak kita untuk jalan kaki mengelilingi Jakarta, selama kurang lebih tiga jam untuk setiap trip.
Jalan
kaki? Keliling Jakarta? Capek sudah pasti. Tapi, JGG sudah memperkirakannya
dengan baik untuk mengantisipasi hal ini. Mereka membagi tur jalan kaki
keliling Jakarta ini menjadi delapan jalur, yakni Old Town, China Town, City
Centre 1, City Centre 2, Menteng, Cikini, Pasar Baru, dan Jatinegara.
Old
Town menyuguhkan menu jalan-jalan di Stasiun Kota, Museum Bank Indonesia,
Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Jembatan Intan, Toko Merah dan
Museum Fatahillah. Jalur China Town mengajak kita ke Chandra Naya, Petak
Sembilan, Wihara Dharma Bhakti, Gereja Santa Maria Fatima, Toa Se Bio, Kali
Mati, dan Gloria.
Bagian
tengah kota juga tak lupa dijelajahi. Menu City Centre 1 mengajak kita ke
Musuem Nasional, Mahkamah Konstitusi, Monas, Istana Merdeka, Masjid Istiqlal,
dan Katedral Jakarta. City Centre 2 menuju ke Lapangan Banteng, Gedung
Pancasila, Gereja Immanuel, Galeri Nasional, Tugu Pahlawan, dan Balaikota
Jakarta.
Menteng
menjadi menu berikutnya yang mengajak kita ke Taman Suropati, Museum Perumusan
Naskah Pancasila, Sekolah Obama, Museum Jendral Nasution, Galeri Seni Kunstkring,
dan Masjid Cut Meutia. Menu Pasar Baru membuat kita berjalan dari Stasiun
Juanda, Gedung Filateli, Gedung Kesenian Jakarta, Galeri ANTARA, Sin Tek Bio,
Bakmi Gang Kelinci, dan Gereka PNIEL.
Cikini
dan Jatinegara menjadi dua menu terakhir JGG. Menu Cikini mengajak kita jalan
kaki ke Gedung Joeang, Taman Ismail Marzuki, SMPN 1 Cikini, RS PGI Cikini,
Perguruan Cikini, dan Pasar Antik Surabaya. Sementara jalur Jatinegara
menyuguhkan menu Stasiun Jatinegara, Gems Centre, Masjid Al Anwar, Vihara Shia
Djin Kong, dan Gereja Koinonia. Semua tujuan ini bisa ditempuh selama tiga jam,
sungguh bukan waktu yang lama jika Anda benar-benar menyukai olahraga jalan
kaki sekaligus menambah ilmu pengetahuan!
Seluruh
menu tersebut bisa Anda dapatkan dengan membayar seikhlasnya. Ya, salah satu
keunikan JGG adalah sistem pembayaran mereka. Mereka mengusung sistem pay-as-you-wish. Jadi bayarlah serelanya
langsung ke guide Anda di titik terakhir perjalanan, semua tergantung kepuasan
Anda saat menjalani tur ini. Mudah bukan?
Meski
bayar seikhlasnya, bukan berarti Anda tak dilayani dengan baik. JGG yang
terdiri dari lima guide tersebut
hanya membatasi maksimal 15 orang untuk satu guide. Lebih dari jumlah itu,
mereka tak mau melayani. Dengan begitu, JGG memastikan setiap peserta bisa
terlayani dengan baik.
Satu
hal yang saya rasakan selama mengikuti tur JGG. Saya tak merasa dikawal guide
sepanjang perjalanan, namun saya lebih merasa diiringi seorang teman dengan mengikuti
kegiatan Jakarta Walking Tour ini. Guide JGG juga selalu memastikan saya
tak ketinggalan, karena hobi fotografi saya kerap membuat saya selalu
ketinggalan rombongan. Haha!
Jangan
khawatir, Anda bisa membeli makanan dan minuman di sepanjang rute yang dilewati.
Ke depan, JGG akan menambah rute yang mereka sajikan, supaya Jakarta
benar-benar bisa dinikmati dengan berjalan kaki!(*)